Menikmati
malam di kota Jakarta yang di hiasi dengan alunan angin dan keramaian di setiap
sudutnya membuat kota Jakarta semakin indah. Ramainya kota Jakarta membuat saya
terkagum-kagum dengan adanya tempat sederhana yang terbuat dari susunan bambu yang di
buat dengan rapih dan menarik ketika melihatnya.
Tempat itu adalah Kedai Pendaki. Tempat
berkumpul, tempat mencari pengalaman, mencari motivasi dan berpartisipasi untuk
menjalin tali persaudaraan. Di tempat ini setiap harinya sangat ramai dan
banyak didatangi pengunjung dari berbagai daerah. Mereka berkumpul
untuk menjalin tali persudaran dengan sesama.
Di tempat ini, Riky Sirait,
lulusan psikologi Universitas YAI 2006
ini memiliki semangat yang luar biasa untuk membuat tempat ini menjadi tempat berkumpul,
mencari pengalaman dan bersosialisasi dengan sesama.
Kedai ini
untuk berkumpul orang-orang dari berbagai
daerah. Tempat ini sebenarnya untuk nongkrong tapi tempat ini dilarang untuk
bermain handphone agar
kita tidak terus mengikuti urusan duniawi. Di tempat ini adalah untuk berbicara
dan berbagi cerita.
“Disini
tidak di sediakan wifi gratis, agar kita tidak sibuk dengan urusan media social. Tapi disini kita belajar untuk saling mengenal
dan berbagi pengalaman,” ujarnya.
Jadi,
di Kedai Pendaki ini konsepnya adalah MENYATUKAN. Disini
tidak ada perbedaan, semuanya sama antara pendaki atau siapa pun itu. Dikedai
ini ada yang bisu, maka dari itu dibuat kelas bahasa isyarat
agar semua dapat mengerti, dan tidak ada perbedaan.
“Karena disini, saya ingin semuanya sama tidak ada perbedaan. Mau
datangnya memakai mobil, motor, sepeda ya semua sama
duduknya disini, berkumpul,
lesehan agar kita
tidak ada jarak saat berbagi cerita dan berbagi pengalaman,” ujar
pria kelahiran Medan ini. (kaw/mn/mls)
Komentar
Posting Komentar