A. PENGERTIAN TEKNIK WAWANCARA JURNALISTIK
Bagi kita yang mahasiswa Ilmu
Komunikasi, harus semestinya mengetahui apa itu Teknik Wawancara Jurnalistik
dan bagian-bagian didalamnya. Terlebih untuk jurusan Jurnalistik.
Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah salah
satu teknik reportase yang dapat dilakukan seorang wartawan. Wawancara berita
merupakan bagian penting dalam proses pencarian berita. Oleh karena itu,
seorang wartawan harus menguasai pula teknik wawancara. Wawancara berita
merupakan teknik atau keterampilan yang wajib dimiliki wartawan. Wawancara
sering di hubungkan dengan pekerjaan jurnalistik.
Teknik wawancara tidak dapat
dilakukan dengan sambil lalu. Wawancara berita setidaknya membutuhkan beberapa
keterampilan dasar, yang mencakup:
- * Memahami maksud dan tujuan wawancara
- * Menguasai topik dan materi wawancara
- * Mampu menata oraganisasi wawancara, termasuk
waktu wawancara
- * Mampu mendeteksi kesesuaian hasil wawancara
dengan proyeksi
- * Berita yang akan ditulis
Wawancara Berita
Wawancara berita merupakan kegiatan
tanya jawab tentang suatu masalah aktual yang dilakukan wartawan dengan
narasumber terntentu. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi, data atau
keterangan tambahan yang penting dan menarik untuk penyusunan berita. Newsom dan Wollert, dalam buku Media Writing, News for the Mass Media
(1985) menyatakan bahwa wawancara merupakan alat utama dalam pengumpulan
bahan berita.
Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik
berasal dari kata journ. Dalam bahasa
Perancis, journ berarti catatan atau
laporan harian. Secara sederhana, jurnalistik di artikan sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan atau laporan setiap hari. Dengan demikian,
jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik adalah kegiatan
yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan di akui eksistensinya
dengan baik.
Sesudah kita mengetahui apa itu
teknik wawancara dan apa itu jurnalistik. Maka kita harus tahu, apa itu teknik
wawancara jurnalistik.
Wawancara Jurnalistik
Wawancara jurnalistik adalah
tanya jawab antara wartawan atau reporter dengan narsumber dan ditulis diproduk
jurnalistik. Produk jurnalistik antara lain; berita, feature, laporan mendalam,
opini, iklan.
B. TUJUAN WAWANCARA JURNALISTIK
Tujuan dari wawancara jurnalistik
adalah antara lain untuk memperoleh fakta-fakta dan sebuah peristiwa atau
kejadian yang menarik untuk di beritakan.
Kenapa produk jurnalistik harus
menarik? Karena produk jurnalistik dalah komoditas atau produk yang
diperdagangkan.
C. PERSYARATAN WAWANCARA BERITA
C. PERSYARATAN WAWANCARA BERITA
Wawancara untuk kepentingan
jurnalistik tidaklah berlangsung sederhana. Di samping keterampilan dasar yang
harus dimiliki dalam melakukan wawancara, seorang wartawan harus memenuhi
persyaratan dalam melakukan wawancara berita. Untuk dapat melakukan wawancara
yang baik, setidaknya dibutuhkan delapam persyaratan pokok wawancara, yang
terdiri atas berikut:
a. Mempunyai
tujuan yang jelas
Apa target yang
dicapai melalui wawancara? Dengan tujuan yang jelas, wawancara berlangsung
secara terarah.
b. Efisien
b. Efisien
Wawancara semestinya
dilakukan secara ringkas (bukan singkat). Tetapi mendalam untuk mengungkap
banyak hal yang perlu di gali sebagai bahan berita.
c. Menyenangkan
c. Menyenangkan
Wawancara
bukanlah interogasi dan harus bebas dari tekanan. Suasana menyenangkn dalam
wawancara akan berdampak besar terhadap proses antara wartawan dengan
narasumber.
d. Mempersiapkan diri dan riset awal
d. Mempersiapkan diri dan riset awal
Wawancara perlu mempersiapkan diri, bahkan perlu riset
awal sebagai background pengetahuan atas masalah yang menjadi topik wawancara.
Bekal wawancara yang baik harus dipersiapkan sehingga tanya jawab berjalan optimal.
e. Melibatkan khalayak
e. Melibatkan khalayak
Masalah yang
pantas diwawancarai harus memiliki kepentingan terhadap masyarakat atau publik.
f. Menimbulkan spontanitas
f. Menimbulkan spontanitas
Wawancara yang
baik membutuhkan tanya jawab dan penciptaan suasana yang spontan. Wawancara
tidak perlu membaca pertanyaan demi pertanyaan.
g. Mengendalikan suasana
g. Mengendalikan suasana
Dalam wawancara,
wartawan harus mampu menjadi pengendali wawancara, bukan sebaliknya, narasumber
yang menguasai wawancara dan mengendalikan wartawan.
h. Mengembangkan logika
h. Mengembangkan logika
Wawancara perlu
menggali kesesuaian fakta dan opini narasumber sehingga mencapai dimensi logis.
Dalam persfektif lain, syarat
utama yang diperlukan dalam melakukan
wawancara berita adalah:
- Memiliki
kepercayaan diri yang tinggi
- Kecakapan
materi atau menguasai masalah
- Memiliki
pengalaman.
Ketiga syarat utama ini mutlak diperlukan bagi seorang wartawan yang bertugas untuk wawancara berita.
D. PERSIAPAN WAWANCARA BERITA
Wawancara berita pasti
membutuhkan persiapan. Hal ini untuk memastikan tujuan wawancara dapat
tercapai. Ditinjau dari aspek persiapan, wawancara berita dapat dipilahkan
menjadi dua orientasi, yang terdiri atas berikut;
Orientasi Narasumber
Orientasi Narasumber
Persiapan
wawancara dengan orientasi narasumber mengacu pada upaya mengumpulkan informasi
dan menentukan rencana wawancara yang didasari pada narasumber yang akan
diwawancarai. Siapa dan apa kapasitas narasumber yang akan ditemui? Langkah
persiapan wawancara orientasi narasumber diantaranya dapat dilakukan dengan cara
berikut;
·
Pengenalan
Narasumber, yang dilakukan dengan mencari tahu dan mengumpulkan data yang
terkait dengan narasumber, seperti nama, gelar, tempat tinggal, latar
pendidikan, pekerjaan, termasuk informasi seputar narasumber, seperti hobi,
keluarga, perjalanan informasi seputar narsumber, seperti hobi, keluarga,
perjalanan karier, maupun aktivitas sosial yang diikutinya.
·
Penerapan Model
Wawancara, yang mengacu pada efektivitas model wawancara dengan narasumber
yang bersangkutan, baik melalui model langsung (tatap muka), model tidak langsung
(telepon atau tertulis).
Orientasi Topik
Orientasi Topik
Persiapan
wawancara dengan orientasi topik mengacu pada kiat dan taktik yang diperlukan
untuk memastikan pencarian bahan berita dari narasumber dapat tecapai. Topik
wawancara yang akan digali dari narasumber harus dipersiapkan secara memadai
dan sedini mungkin. Apa dan bagaimana topik wawancara memerlukan narasumber
tersebut? Langkah persiapan wawancara orientasi topik harus memeperhatikan;
·
Mempersiapkan
outline wawancara, sebagai pijakan dalam proses wawancara dan memastikan
penguasaan topik atau materi wawancara yang dilakukan.
·
Memahami
tata karma berwawancara, sebagai bagian dari adaptasi terhadap aspek
psikologis dan lingkungan narasumber dengan berpegang pada tata karma dan sopan
santun yang disepakati.
·
Menghindari
perdebatan dengan narasumber, untuk memastikan proses pencarian informasi
dan bahan berita sebanyak-banyaknya dari narasumber dapat tercapai.
·
Menanyakan
topik yang khusus, agar alur dan jawaban narasumber tetap focus pada tujuan
wawancara, pertanyaan yang diajukan bersifat tidak umum.
·
Bertanya
dalam bahasa yang singkat dan jelas, agar dapat menghemat waktu dan
kejelasan jawaban narasumber.
·
Menyesuaikan
diri dengan karakter narasumber, agar narasumber dapat mengungkapkan topik
wawancara dengan mudah dan lancar.
·
Menjalin
hubungan personal dengan narasumber, agar dapat memudahkan proses wawancara
lanjutan dengan narasumber yang sama di masa datang.
E. JENIS DAN TUJUAN WAWANCARA
Ada berbagai
jenis wawancara yang dapat dilakukan seorang wartawan sesuai dengan tujuan
dilakukannya wawancara. Jenis wawancara juga berkaitan dengan tingkat
formalitas berita hasil wawancara. Flyod
G. Arpan dalam Toward Better
Communications (1999) menyatakan, wawancara berita dapat dikategorikan ke
dalam 7 (tujuh) jenis waancara;
1.
Wawancara
sosok pribadi (personal interview), yang fokusnya terletak pada
narasumber sebagai unsur yang dapat mendukung berita.
2.
Wawancara
berita (news interview), yang fokusnya terletak pada pengungkapan opini
atau informasi narasumber yang berkompeten terhadap topik berita yang sedang
terjadi dan menyita perhatian publik.
3.
Wawancara
jalanan (man in the street interview), yang fokusnya meminta tanggapan
narasumber tentang topik berita penting yang aktual dan dilakukan disuatu
tempat dan waktu singkat.
4.
Wawancara
sambil lalu (casual interview), yang berlangsung secara kebetulan dan tidak
direncakan sebelumnya.
5.
Wawancara
telepon (telephone interview), yang dilakukan melalui alat bantu telepon
untuk menambah informasi dan bahan berita.
6.
Wawancara
tertulis (written interview), yang dilakukan secara tertulis dan memiliki
kekuatan dokumen yang tidak dapat dibantah oleh narasumber.
7.
Wawancara
kelompok (group interview), yang dilakukan terhadap sekelompok orang dan
membahas satu topik yang aktual.
Selain itu, perlU diperhatikan
prinsip-prinsip dalam melakukan wawancara. Beberapa prinsip dalam melakukan
wawancara berita, antara lain sebagai berikut;
- Menjaga
suasana, agar tujuan wawancara dapat tercapai.
- Bersikap
wajar, sehingga menunjukkan posisi yang yang setara antara pewawancara dan yang
di wawancarai.
- Mengendalikan
situasi, agar tidak mudah terbawa emosi dan tidak terjebak dalam perdebatan.
- Cerdas
dalam mengambil kesimpulan, agar hasil wawancara akurat dan objektif.
- Fokus
pada masalah, agar wawancara agar tidak bertele-tele dan keluar jalur opik
wawancara.
- Kritis,
agar mammpu mengembangkan masalah secara lebih tajam dan rinci.
- Etika
sopan santun, agar wawancara sesuai dengan norma yang berlaku dan disepakati.
Lalu apa tujuan wawancara berita?
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam wawancara berita.
- Tujuan faktual, untuk mencari, menggali, dan mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung berita.
- Tujuan riset, untuk memperoleh informasi, fakta, dan data penting yang terkait dengan berita.
- Tujuan penegasan, untuk menguji tingkat kebenaran dan aktualitas informasi yang berkembang di masyarakat.
- Tujuan faktual, untuk mencari, menggali, dan mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung berita.
- Tujuan riset, untuk memperoleh informasi, fakta, dan data penting yang terkait dengan berita.
- Tujuan penegasan, untuk menguji tingkat kebenaran dan aktualitas informasi yang berkembang di masyarakat.
Setelah reportase dan wawancara berita dilakukan untuk keperluan pencarian dan pengumpulan bahan berita, maka modal dasar dalam penulisan berita telah terpenuhi. Setelah melakukan reportase atau peliputan berita maupun wawancara berita, pada dasarnya seorang wartawan sudah dapat menulis berita. Mari mulailah untuk menulis dari bahan yang telah dikumpulkan dalam pencarian berita.
Komentar
Posting Komentar