Dari Iseng Jadi Profesi
Karate,
seni bela diri yang semakin banyak diminati anak muda Indonesia. Namun, tidak
banyak orang mengira bahwa menjadi atlet karate yang berprestasi dan
mendapatkan predikat sebagai jawara mudah untuk didapat. Itulah profesi yang
sampai sekarang Mesti Sari Laoli lakukan.
Alasan
terbesar Mesti mengikuti bela diri ini karena ia mempunyai emosional yang tidak
stabil. Ketika kesal ia butuh pelampiasan. “Awalnya Taekwondo, berhubung
didaerah Minas pada saat itu tidak ada kegiatan tersebut, jadinya Karate”. Ujar
perempuan kelahiran 19 Maret 1995 ini.
Terjun
sebagai atlet karate bukan pilihan pada saat masa kecilnya. Tahun 2010, seni
bela diri Jepang ini sukses mencuri perhatiannya. Ketika itu, saat masih duduk
dikelas 3 SMP 3 Minas, ia menjuarai Kejuaraan Daerah (KEJURDA) FORKI Riau,
hanya bermodalkan latihan 2 bulan lamanya.
Gelar
juara tersebut, menjadi pendorong semangat Mesti. Memasuki SMA Negeri 2 Siak,
ia semakin rajin berlatih. Kerja kerasnya mencuri perhatian organisasi olahraga
(FORKI) Kabupaten Siak. Sering mengikuti pertandingan tingkat Kabupaten,
Provinsi dan Nasional membuat mental Mesti semakin kuat. Sehingga
menghantarkannya ke Universitas Budi Luhur Jakarta jurusan Arsitektur. Selain ahli dalam bela diri karate, pemudi 21 tahun ini merupakan Bendahara Umum Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur Jakarta (FK-MAJ).
Tahun
2014, anak dari pasangan B. Laoli dan Amser Siregar merupakan salah satu
mahasiswi yang mendapatkan beasiswa penuh (Grade A). Ia mendapatkan beasiswa
penuh ini melalui prestasi olahraga karatenya. “Amazing! Puji Tuhan, aku bisa
kuliah tanpa mengeluarkan biaya apapun sampai wisuda”, ujar anak ke-2 dari 8
bersaudara ini.
Tidak
membuang kesempatan yang sudah ia dapatkan, Mesti Sari Laoli yang kerap dipanggil
Loli selalu dipercayakan dalam pertandingan-pertandingan mahasiswa tingkat
nasional dan mendapatkan gelar juara.
2
tahun belakangan ini, Loli sudah mengikuti pertandingan tingkat DKI maupun
Nasional, tidak lupa ia juga mendapatkan gelar juara seperti Juara 1 Komite
Beregu Puteri dan Final Best Of The Best (BOB) di KEJURDA FORKI DKI, Juara 2
Kata Beregu di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS), Juara 1 (-50 Kg) di Kejuaraan
Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Juara 1 (-50Kg) Senior Puteri di UNLAT Tournament.
Suka Duka
Mempunyai
jam terbang yang banyak, ia mengakui bahwa ia lebih banyak bertemu degnan
orang-orang hebat hampir seluruh Indonesia dan ia belajar untuk bisa menguasai
diri terlebih disiplin.
Sebagai
atlet yang mendalami olahraga kontak fisik, Loli pernah mengalami cedera. Kisah
ini terjadi pada tahun 2011. Jempol kaki robek sehingga mengalami 4 jahitan.
Kejadian itu 2 hari sebelum pertandingan KEJURDA FORKI Riau.
Cedera
lainnya yaitu engkel kaki yang bengkak, 3 hari sebelum pertandingan Pekan Olahraga
Mahasiswa Daerah (POMDA). “Puji Tuhan dapat juara 1, walaupun kaki lagi sakit”,
ujarnya.
Pendapat Mengenai Prestasi Karate Indonesia
“Sangat
bagus! Prestasi atlet karate Indonesia sangat membuat diri bangga. Belum lama
ini ada kejuaraan World Karate Federation (WKF) dan kita (orang Indonesia)
tidak jauh beda dengan atlet negara lain. Postur tubuh yang kecil namun bisa
menyeimbangi prestasi mereka (atlet negara lain)”, ujar Loli.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus