Dari Iseng Jadi Profesi Karate, seni bela diri yang semakin banyak diminati anak muda Indonesia. Namun, tidak banyak orang mengira bahwa menjadi atlet karate yang berprestasi dan mendapatkan predikat sebagai jawara mudah untuk didapat. Itulah profesi yang sampai sekarang Mesti Sari Laoli lakukan. Alasan terbesar Mesti mengikuti bela diri ini karena ia mempunyai emosional yang tidak stabil. Ketika kesal ia butuh pelampiasan. “Awalnya Taekwondo, berhubung didaerah Minas pada saat itu tidak ada kegiatan tersebut, jadinya Karate”. Ujar perempuan kelahiran 19 Maret 1995 ini. Terjun sebagai atlet karate bukan pilihan pada saat masa kecilnya. Tahun 2010, seni bela diri Jepang ini sukses mencuri perhatiannya. Ketika itu, saat masih duduk dikelas 3 SMP 3 Minas, ia menjuarai Kejuaraan Daerah (KEJURDA) FORKI Riau, hanya bermodalkan latihan 2 bulan lamanya. Gelar juara tersebut, menjadi pendorong semangat Mesti. Memasuki SMA Negeri 2 Siak, ia semakin rajin berlatih. Kerja kerasnya me

Massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (SI) berunjuk rasa, Kamis (20/10). Demo BEM Seluruh Indonesia, ‘Apa Kabar Nawacita Jokowi-JK?’ Massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (SI) berunjuk rasa di depan Istana Negara, Kamis (20/10). Para mahasiswa mengawal reformasi dan pelaksanaan nawacita. Demo ini dilakukan dalam rangka 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Para mahasiswa berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seluruh Indonesia. Mahasiswa yang ikut dalam aksi ini berorasi dengan berlangsung tertib. Spanduk-spanduk yang bertuliskan, ‘Apa Kabar Nawacita?’, ‘Apa Yang Sudah di Hasilkan?’, ‘Seruan Aksi!’, ‘Pemuda Bergerak Menagih Nawacita’ #resolusikebangkitan #tuntaskanreformasi #tagihnawacita. Nawacita merupakan 9 agenda prioritas Jokowi-JK. Sembilan program itu disebut Nawa Cita. Program ini digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta ma

Sugito (47) seorang petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta ditemukan meninggal dunia dikolam Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (26/9). “Penyebab kematian Sugito masih diselidiki kepolisian,” tutur Pengawas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Sukirno. Menurut Keterangan saksi yang berprofesi sebagai petugas dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, pukul 10.45 WIB korban diperintahkan untuk menaburkan kaporit didalam air mancur. Namun, sekitar 20 menit, korban tidak muncul kepermukaan. Tidak lama kemudian, korban dicari oleh dua temannya bernama Rudy dan Untung didalam kolam. Dari keterangan teman korban, kedalaman kolam Bundaran Hotel Indonesia sekitar 1 meter. Pada pukul 11.15 WIB korban ditemukan tenggelam didasar kolam dan langsung diangkat kepermukaan oleh kedua temannya. Sukirno (pengawas) meminta tolong kepada petugas ambulans yang siaga didepan Polsubsektor Thamrin. Saksi yang juga sekaligus